Jumat, 30 November 2012

PESONA FLORES






Flores nama sebuah pulau kecil yang  termasuk dalam gugusan Kepulauan Sunda Kecil bersama Bali dan NTB. Suku bangsa Flores merupakan percampuran etnis antara Melayu, Melanesia, dan Portugis. Dikarenakan pernah menjadi Koloni Portugis, maka interaksi dengan kebudayaan Portugis sangat terasa dalam kebudayaan Flores, baik melalui genetik, agama, dan budaya. nama asli Pulau Flores adalah Nusa Nipa (yang artinya Pulau Ular). Dari sudut Antropologi, istilah ini lebih bermanfaat karena mengandung berbagai makna filosofis, kultural  dan ritual  masyarakat Flores.
Flores  memiliki beragam pesona kekayaan alam dan budaya yang luar biasa serta menyimpan berjuta misteri yang belum terpecahkan.Sejumlah gunung berapi aktif yang ada di pulau ini membuat wilayah ini cukup subur untuk lahan pertanian. Hamparan padang sabana di Nagekeo dan Ngada serta lembah pegunungan di Ruteng menghadirkan pemandangan alam yang memesona.
padang sabana di Nagekeo.

Rmh tradisional di Ngada.


Taman Nasional Komodo terletak di antara provinsi Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat.Taman nasional ini terdiri atas tiga pulau besar Pulau Komodo, Pulau Rinca, dan Pulau Padar serta beberapa pulau kecil. Di sana terdapat 277 spesies hewan yang merupakan perpaduan hewan yang berasal dari Asia dan Australia, yang terdiri dari 32 spesies mamalia, 128 spesies burung, dan 37 spesies reptilia. Bersama dengan komodo, setidaknya 25 spesies hewan darat dan burung termasuk hewan yang dilindungi, karena jumlahnya yang terbatas atau terbatasnya penyebaran mereka.
Selain itu,
Taman Nasional Komodo


 di kawasan ini terdapat pula terumbu karang. Setidaknya terdapat 253 spesies karang pembentuk terumbu yang ditemukan di sana, dengan sekitar 1.000 spesies ikan. Keindahan terumbu ini menarik minat wisatawan asing untuk berenang atau menyelam di perairan ini.
Keindahan terumbu karang.

 Kawasan Kelimutu telah ditetapkan menjadi Kawasan Koservasi Alam Nasional sejak 26 Februari 1992. Gunung Kelimutu di Kabupaten Ende yang memiliki danau kawah tiga warna merupakan keajaiban alam tiada dua, Ketiga danau Kelimutu ini memiliki warna air yang berbeda-beda dan berubah tiap saat. Dari warna merah menjadi hijau tua kemudian merah hati. Kadang menjadi warna cokelat kehitaman dan biru.


Di dalam Taman Nasional Kelimutu, terdapat arboretum, hutan kecil seluas 4,5 hektar yang mewakili koleksi keanekaragaman flora di daerah tersebut. Di sana terdapat 78 jenis pohon yang dikelompokkan ke dalam 36 suku. Beberapa koleksi flora yang merupakan endemik Kelimutu adalah uta onga (Begonia kelimutuensis), turuwara (Rhododendron renschianum), dan arngoni (Vaccinium varingiaefolium). Argoni yang berbunga kecil putih dan akan berubah menjadi hitam ketika matang, diyakini masyarakat setempat sebagai makanan para dewa.
Menurut kepercayaan masyarakat setempat, Danau Kelimutu sebagai tempat bersemayam arwah leluhurnya.Danau dengan air warna MERAH (Tiwu Ata Polo) merupakan tempat berkumpulnya para arwah dari berbagai belahan bumi, arwah orang jahat, danau BIRU (Tiwu Nua Muri Koo Fai ) dipercaya sebagai tempat bersemayamnya arwah para pemuda-mudi, dan danau PUTIH (Tiwu Ata Mbupu) dipercaya sebagai tempat bersemayamnya arwah orang tua.
Pemandangan menakjubkan juga dapat Anda lihat seperti kegiatan solfatara yang terus mengepulkan uap dan dinding kawah yang berwarna kuning. Bila melemparkan pandangan ke bagian timur saat mencapai puncak danau berwarna merah, sebuah bukit terlihat menjulang berbentuk bundar. Itulah Buu Ria, lokasi paling tinggi di Gunung Kelimutu.

 
Liang bua


Selain keindaan alam yang mempesona, Penemuan fosil manusia purba di Liang Bua yang berada di lembah pedalaman Ruteng semakin mengukuhkan Flores sebagai tempat kehidupan sejak ribuan tahun lalu. Dari hasil penelitian bukan hanya manusia kerdil Homo floresiensis  gajah purba paling kerdil di Indonesia, Stegodon sondaari, juga ditemukan di Flores, dan banyak penemuan fosil binatang purba, termasuk tempurung kura-kura raksasa,Selain itu juga ditemukan sedikitnya 200 alat batu yang umumnya terdiri atas serpih bilah dan batu inti. Berjarak sekitar 2,5 kilometer dari Mata Menge, tim Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) melakukan penggalian di Kobatuwa.Pada umumnya, temuan artefak di Kobatuwa didominasi jenis alat-alat serpih bilah. Penelitian melalui analisis jejak belah terhadap endapan tufa putih yang melapisi situs mengungkap, situs ini berusia sekitar 700.000 tahun.

 

Lain halnya dengan kota  Maumere, Flores bagian tengah. penemuan  artefak jong dobo di Desa Ian Tena, Kecamatan Kewapante. Di dusun yang sama juga terdapat megalitik Dobo yang dalam bahasa setampat disebut mahe. Artefak Jong Dobo berukuran mini/kecil.
Jong Dobo.

 Ahli purbakala  Prof. Hugh O'Neil dari Melbourne University Australia mengatakan, artefak Jong Dobo menurut struktur dan bentuknya berasal dari Kebudayaan Sumeria abad 3 SM, dibawa dari Laut Tengah ke India, Benggala dan dalam petualangan migrasi suku bangsa India ke Indonesia, tiba di Nusa Tenggara Timur,di Dobo. Menurut P.J. Sevink SJ, Bapak Pengasal yang membawa Jong Dobo ialah Mo'an Lago-Dua Bella. Bahwa artefak Jong Dobo punya awak 22 on ang yang terdiri dari 1 kapten, 3 juru mudi, 8 penumpang dan 12 pendayung.
 Artefak unik Jong Dobo terletak di Dusun Dobo, di atas bukit setinggi sekitar 500 m di atas permukaan laut. Jong Dobo sedianya terletak di tengah hutan di pinggir kampung di atas beberapa buah batu yang disebut mahe. Kemudian karena dikuatirkan bisa dicuri orang, maka Jong Dobo kemudian dipindahkan kantor Pembinaan Kebudayaan Kabupaten Sikka ke rumah Hendrikus yang diakui masyarakat sebagai "pewaris" yang harus bertanggungjawab atas benda unik tersebut.

 Pesona pulau flores tak berbicara mengenai keindaan alam  dan penemuan  artefak saja. Daratan flores juga memiliki beragam potensi wisata yang memikat hati.
Patung Bunda Maria Di Nilo

 Sentuhan budaya Romawi, Portugis dan Melayu dipadu dengan religiositas Kristiani, memberikan warna tersendiri bagi daratan flores.wisata religi memang sangat menyenangkan dan dapat menenangkan hati serta pikiran, apalagi jika ternyata objek wisata religi yang dituju memiliki banyak keistimewaan, termasuk pemandangan alam yang indah. Hal inilah yang membuat wisata Patung Bunda Maria di bukit Nilo, Kota Maumere ini salah satu obyek wisata religi yang paling diminati oleh umat Katolik. Di atas bukit Nilo ini, sebuah Patung Bunda Maria yang didirikan oleh Biara Karmel ini berdiri dengan kokoh dan megah, sehingga dapat memukau para peziarah yang datang untuk melihat dan berdoa.

Patung ini dibangun oleh Tarekat Pasionis yang bekerja samadengan umat katolik disana. Almarhum Uskup Agung Ende Mgr. Abdon Longinus da Cunha memberkati dan membukanya ecara resmi sebagai tempat ziarah pada 31 Mei 2005, akhir bulan Maria. Penganut ajaran katolik Maumere mempercayai,didirikannya patung yang juga tempat berziarah merupakan berkat yang tidak terhingga. Dan penganut katolik khususnya warga Flores, meyakini campur tangan Bunda Maria dapat mendengar dan mengabulkan apa yang mereka butuhkan.
 
Berlanjut ke flores bagian timur.dengan Larantuka sebagai ibukotanya. Di kota ini simbol-simbol Kristiani seperti Patung Bunda Maria (Tuan Ma), Patung Tuhan Yesus (Tuan Ana), gereja dan kapel serta Istana Raja Larantuka dalam arsitektur Romawi dan Portugis zaman dulu mempertegas identitas kota ini dan  daratan  flores dalam  kehidupan keagamaan yang memiliki pelbagai kekhasan.


Semana Santa merupakan perayaan Katolik khas masyarakat Larantuka, Flores Timur, NTT. Ritual ini sudah berlangsung selama 500 tahun dan merupakan ritual peninggalan Portugis.
Semana Santa adalah pekan suci yang dimulai dari Minggu Palem sampai Minggu Paskah. Ritual puncaknya pada saat Jumat Agung.
Patung Tuan Ma
 
Prosesi Jumad Agung di Larantuka.
Hakekat prosesi Semana Santa adalah dramatisasinya  perjalanan kisah sengsara Kristus dari Getzemani menuju Kalvari. Narasi itu dihidupkan melalui medium pentasan dengan sederet adegan tambahan yang menggugah iman. Makna yang menggugah iman dengan Sentuhan budaya Romawi, Portugis dan Melayu dipadu dengan religiositas Kristiani,inilah yang boleh jadi menggerakkan peziarah yang setiap tahun terus menyesaki kota kecil itu. Di Nagi (Kota Larantuka), peziarah mengalami kehadiran Kristus yang menyelamatkan dalam rahasia Paskah,serta  untuk merenungkan makna universal sengsara dan korban Kristus demi keselamatan dunia. Maka,tak heran lautan lilin bernyala di tangan para peziarah yang menghiasi keelokan Larantuka pada malam prosesi Jumat Agung yang  mengungkapkan solidaritas dukacita agung seluruh umat manusia bersama Bunda Maria (Tuan Ma) yang tengah meratapi kematian Yesus, Anaknya.(Tuan Ana). Fakta menarasikan bahwa devosi kepada Maria terasa kuat hidup dan mengaliri denyut nadi umat Keuskupan Larantuka



Pulau yang memiliki luas sekitar 14.300 kilometer persegi ini, dibagi menjadi delapan kabupaten. Kabupaten Flores Timur yang beribu kota di Larantuka ada di ujung timur, sementara Kabupaten Manggarai Barat dengan ibu kota Labuan Bajo ada di ujung barat telah menghadirkan keberagaman karya seni dan budaya yang tercermin dari banyaknya tradisi dan upacara adat. Selain itu, salah satu kekayaan budaya Flores terlihat dari beraneka pola tenun ikat yang kini mulai dilirik dunia mode.


Patung Soekarno di Lokasi ide pancasila lahir.
di balik keelokannya, romantisme pengasingan Bung Karno di Ende (1934-1938) . Terlahir pemikiran kenegaraan dan memantabkan suatu tekad atas keyakinannya menjadi satu bangsa dengan mendirikan satu Negara Kesatuan Republik Indonesia


Pancasila yang terlahir adalah argumentasi kuat untuk memantabkan terlahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang menaungi seluruh Rakyat yang berdiam di tanah temu gelang dari sabang sampai merauke. Dengan bekal Rumusan rangkuman falsafah Pancasila yang menghadirkan kebenaran tekad dan keyakinan kental untuk merumuskannya dalam satu definisi kesamaan falsafah pergaulan hidup manusia Indonesia, yang kemudian terumuskan menjadi Pancasila, yang di rangkum dalam Pancasila sebagai dasar Negara dan Bangsa.
 Uniknya, walaupun keadaan masyarakat Flores yang masih banyak hidup dalam kemiskinan, bisa kita rasakan bahwa mereka sangat toleran dengan perbedaan-perbedaan yang ada di dalam masyarakatnya.



pada kenyataannya sangat memegang teguh prinsip Bhinekka Tunggal Ika, paling kuat terpancar dari kehidupan masyarakat Flores. 

Flores island...
pulau kecil yang indah menyimpan misteri kehidupan yang belum terpecahkan..
sang mutiara indah komodo berdiri tegap di Manggarai,..
 melihat indahnya danau kelimutu yang begitu mempesona...
Teka Iku dan Patung Bunda di Nilo menyuarakan semangat kebersmaan...
dan kota Rinha di Nagi memberitahukan arti tentang IBU...
Maka berbanggalah menjadi orang Flores 


Referensi 
www.kompas.com
browsing internet





1 komentar: